Monday, August 29, 2011

Menyeruput Laba Usaha Bandrek Instan

KOMPAS.com  Zaman sekarang, semua serbapraktis dan instan, termasuk sewaktu menyeruput bandrek. Itu sebabnya, minuman tradisional khas Sunda yang mulai merambah pasar ekspor tersebut kini banyak dijual dalam pelbagai kemasan.

Sekarang, minuman tradisional Sunda berbahan baku jahe dan gula aren ini tidak cuma menjadi monopoli warung-warung makan di pinggir jalan. Bandrek juga merangsek ke pasar ritel dalam bentuk kemasan. Jadi, tinggal sedu dengan air panas, bandrek siap diseruput panas-panas.

CV Cihanjuang Inti Teknik, produsen bandrek instan dengan merek Hanjuang, mulai memproduksi bandrek instan sejak 2000 lalu. Pasarnya sudah jauh menjangkau ke luar Jawa Barat, mulai Medan, Pekanbaru, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.

Bahkan, bandrek Hanjuang juga mulai merambah pasar ekspor. "Agen kami sempat mengirimkan produk kami ke Australia dan sejumlah negara di Timur Tengah, ya meskipun masih dalam jumlah yang kecil," kata Muhammad Sanusi, Humas Cihanjuang Inti Teknik.

Perusahaan yang dulunya bergerak di bidang teknik ini bisa memproduksi 40.000 kemasan bandrek instan per hari dengan bermacam varian rasa. Saat ini, Cihanjuang Inti Teknik mempekerjakan 68 karyawan. Itu belum termasuk tenaga outsourcing, misalnya ibu-ibu di sekitar pabrik yang tergabung dalam Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Proses produksi melibatkan penduduk sekitar pabrik, terutama untuk tenaga pengemasan. Adapun untuk keperluan produksi bandrek instan, Cihanjuang Inti Teknik sudah punya mesin pengolah sendiri.

Kini, Cihanjuang Inti Teknik memproduksi 11 bandrek instan beraneka rasa dan permen bandrek dengan empat rasa. Contohnya, Bandrek Hanjuang, Bajigur Hanjuang, Bandrek Spesial dengan ekstra ginseng dan pinang, Beas Cikur, Coklat Bandrek, Teh Bandrek, Kopi Bandrek, serta Kopi Bajigur. "Omzet per bulan kami Rp 30 juta hingga Rp 40 juta," ujar Sanusi.

Cihanjuang Inti Teknik memerhatikan betul soal proses pengemasan bandrek instan mereka. Selain dalam bentuk rencengan yang bisa dijual di warung-warung, perusahaan yang berbasis di Cimahi, Jawa Barat, ini juga memproduksi bandrek instan dalam kemasan kantong kertas yang lebih klasik dan berkelas. "Banyak yang mencari produk ini untuk oleh-oleh," imbuh Sanusi.

Menurut Sanusi, keunggulan bandrek instan Cihanjuang Inti Teknik ada pada rasa yang khas. Soalnya, mereka memakai pelbagai bahan rempah pelengkap, seperti serai, merica, cabe, lada, cengkeh, dan kayu manis.

Nah, untuk pasokan bahan baku utama jahe, Cihanjuang Inti Teknik mendatangkannya khusus dari luar Jawa. "Selama ini, untuk bahan baku jahe, kami bekerja sama dengan petani di daerah Lampung," kata Sanusi.

Setiap tahun, Cihanjuang Inti Teknik memasok sekitar 100 ton jahe dari Lampung. Sementara itu, untuk gula aren, mereka mendapat suplai dari para petani binaan di wilayah Sukabumi Selatan. (Wahyu Tri Rahmawati/Kontan)

Mengintip Keuntungan Waralaba Kursus Bahasa Inggris


KOMPAS.com — The Wall Street Journal, Agustus 2010 menyatakan bahwa kemampuan bahasa Inggris tertinggi di Asia diduduki oleh Singapura. Dengan lebih dari 220 juta penduduk, ini berarti peluang untuk pendidikan bahasa Inggris di Indonesia masih sangat luas karena kebutuhan akan penguasaan bahasa Inggris masih tinggi.

Salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris di Indonesia adalah ELTI-Gramedia. Setelah berdiri selama lebih dari 20 tahun, pada 2011 ini ELTI-Gramedia memberi kesempatan waralaba (franchise) bagi perusahaan yang ingin mendirikan usaha di bidang pendidikan bahasa Inggris. Mengapa waralaba dan mengapa harus ELTI-Gramedia?

Studi dari US Small Business Administration dari tahun 1978 hingga 1998 menemukan fakta bahwa 62 persen bisnis yang dikembangkan tanpa sistem waralaba mengalami kebangkrutan. Artinya, risiko membangun usaha dari nol cukup berat. Jadi waralaba bisa menjadi solusi untuk investasi.

ELTI-Gramedia adalah lembaga pendidikan bahasa Inggris yang telah berdiri selama lebih dari 20 tahun.  Fasilitas yang ditawarkan ELTI-Gramedia di antaranya adalah perekrutan dan training tenaga akademik, yang terdiri atas satu orang learning center manager dan empat tenaga pengajar. Perekrutan dan training tenaga nonakademik, yang terdiri dari satu orang front office officer, satu oranggeneral affair officer, dan satu orang finance administration. ELTI-Gramedia juga memberikan materi pengajaran untuk pembukaan kelas-kelas perdana, dengan teaching aids standar dan papan namalearning center di depan gedung.

Keuntungan menjadi mitra ELTI-Gramedia adalah return on investment yang memadai (3 tahunan) dengan masa kontrak hingga 10 tahun, dengan dukungan perusahaan besar Kompas Gramedia. 

Memiliki wilayah kemitraan eksklusif dengan pelatihan dan perekrutan SDM yang terstruktur, juga dukungan operasional dan manajemen berbasis SOP yang berkualitas tinggi, serta dukungan promosi bersama.

Untuk menjadi mitra ELTI-Gramedia, pelaku bisnis harus memenuhi persyaratan antara lain memiliki visi bisnis kuat dan peduli terhadao pendidikan, memiliki bangunan ruko (rumah) yang cukup untuk minimal enam ruang kelas (luas bangunan +/-350m2 atau ruko minimal tiga lantai), memiliki lokasi yang strategis dan lahan parkir yang cukup, diperbolehkan berasal dari organisasi atau perseorangan, diutamakan yang punya minat pada pendidikan yang berkualitas, serta sanggup menjalankan semua SOP dan kebijakan perusahaan untuk kemajuan bersama, menyiapkan biaya waralaba sebesar Rp 240 juta untuk kontrak jangka waktu 10 tahun, dan membayar royalti fee sebesar 10 persen setelah bulan ketujuh beroperasi.

Dengan total modal Rp  600 juta, ELTI-Gramedia memperkirakan keuntungan di tahun pertama yang bisa diraih adalah sebesar 12 persen, pada tahun kedua sebesar  9 persen, dan tahun ketiga sebesar 17 persen. Untuk keterangan lebih lanjut, bisa menghubungi ELTI-Gramedia di Wijaya Grand Center Blok F 83-84 A&B  Jalan Wijaya II, Kebayoran Baru, Jakarta.

Dengan kemitraan yang makin luas, selain mendatangkan keuntungan pada para pengusaha, hadirnya Franchise ELTI-Gramedia di berbagai daerah diharapkan dapat meningkatkan kemmampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia sehingga mampu bersaing di dunia internasional.

Sunday, August 28, 2011

Modal Rp 100.000, Kini Beromzet Rp 60 Juta


KOMPAS.com — Omzet besar dari Toko Mungil menggambarkan sosok Agung Budi Priyambodo (31). Ia menjual bunga lewat internet dengan modal Rp 100.000 saja. Setelah lima tahun berdiri, toko bunga online miliknya kini memiliki omzet hingga Rp 60 juta per bulan. Apa rahasianya?


”Awalnya saya hanya bermodal Rp 100.000.  Saya beli domain Rp 70.000, hosting Rp 30.000. Saya bangun website saya, bekerja sama dengan beberapa toko bunga offline, saya minta fotonya, lalu saya pajang di website. Sederhana sekali. Saat itu saya masih jual bunga dari berbagai toko sesuai pesanan. 


Setelah mulai berkembang, saya mulai memesan bunga pada supplier dan merangkainya sendiri. Sekarang foto-foto yang dipajang di katalogweb sudah foto-foto kami sendiri,” kenang Agung saat ditemui Kompas.com seusai seminar ”Best Practise of E-Commerce in SME” dalam rangkaian ICC 2011 yang diadakan Komunitas Tangan di Atas (TDA) di JCC, Jakarta, Sabtu (11/6/2011).


Elyana, istri Agung, yang mulai bergabung bersama usaha yang dirintis suaminya juga ikut berbagi cerita. ”Suami saya resign dari kantornya tahun 2008, dua tahun setelah ia mulai membangunbungahati.com dan saat itu saya masih tidak yakin apakah usaha yang dibangun suami saya akan bertahan. Saya termasuk orang yang tidak percaya dengan bisnis online. Namun, setelah saya coba masuk, coba ikut menangani penjualan, akhirnya saya tertarik dan tahun 2009 saya juga resmi resigndari kantor saya untuk bisa fokus mengurusi bungahati.com,” ungkap Elyana.


Hingga kini Elyana tetap terjun langsung mengurusi pemesanan hingga distribusi ke konsumen. Ia mengaku belum bisa memercayakan manajemen kepada orang lain. ”Saya yang memilih sendirisupplier bunga, sampai merangkai bunganya, mengawasi pekerjaan kurir untuk memastikan bunga sampai dengan baik ke tangan pembeli,” ujar Elyana.


Untuk menjamin kualitas bunga yang sampai ke tangan pembeli, Elyana selalu menyelipkan surat pernyataan yang harus diisi oleh konsumen saat kurir mengantarkan bunga. ”Ada pilihan check listuntuk melaporkan keadaan bunga yang sampai, apakah sesuai, tidak sesuai, layu, itu bisa diisi oleh pembeli. Nanti kurir akan menyampaikannya kepada saya,” ucapnya. Apabila terjadi ketidakpuasan pembeli, Elyana akan bertanggung jawab untuk menggantinya sesuai ketentuan yang berlaku.


Elyana menjamin bunga-bunga yang dikirimkannya selalu segar dan sesuai dengan gambar yang dipajang di web dengan melakukan pengecekan setiap hari, melakukan pemotongan batang yang rusak, dan ketika pengiriman, pengemasan dilakukan dengan boks dan di dalamnya diberi es untuk menjamin kesegaran. ”Saya selalu stok bunga di kantor, untuk pembelian mendadak. Jadi kendalanya adalah ketika tidak ada pembelian, bunga akan layu dalam beberapa hari,” ujarnya. Adapun untuk pemesanan dua-tiga hari sebelumnya, Elyana akan memesan langsung kepada supplier bunga.


Untuk pembelian mendadak, waktu yang dibutuhkan semenjak pemesanan hingga sampai ke tangan pembeli biasanya berkisar 2 hingga 3 jam, apabila pembeli berada di kawasan Jakarta. ”Karena satu jam untuk merangkai, satu jam untuk pengantaran,” ungkapnya. Apabila pembeli berada di luar Jakarta, waktu pengiriman akan lebih lama tergantung jarak rumah pembeli dengan kantor pusat bungahati.comdi Jakarta.


Selain kawasan Indonesia, bungahati.com juga melayani pemesanan untuk mancanegara. ”Kami sudah melayani pengiriman hingga ke China, Beijing, Hongkong, dan Singapura. Namun, karena ini bisnis bunga segar, supplier bunganya bukan dari Indonesia, tapi kami pesan dari supplier di negara si pembeli,” ujar Agung.


Menurut Agung, usaha bunga online-nya ini adalah usaha yang berkembang dari bisnis online ke bisnisoffline. ”Kalau dulu, orang sukses offline dulu, baru bikin website. Usaha saya ini online-nya berkembang dulu baru offline-nya menyusul secara bertahap. Awalnya saya hanya bermodalkan Rp 100.000 untuk membangun web, lalu mulai menjual produk dari toko bunga orang, akhirnya saya punyasupplier sendiri, saya produksi sendiri bunganya, rangkai sendiri, sampai beli kulkas khusus untuk menyimpan bunga, menggaji kurir, dan lainnya,” tutur Agung.


Harga bunga-bunga di website ini dijual mulai dari harga Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung jenis bunga dan kesulitan merangkai bunganya. Selain pembeli individu, Agung kini juga telah memiliki langganan perusahaan-perusahaan besar yang melakukan order pada ajang-ajang tertentu.


Suami-istri ini punya pengalaman tak terlupakan selama berbisnis bunga online. ”Ada yang memesan bunga untuk melamar. Saat itu dia memesan satu gedung bioskop untuk dipakai private nonton berdua dengan calon istrinya. Di tengah-tengah film, dia melamar calon istrinya sambil memberikan bunga. Itu bunga penuh satu bioskop. Itu gambaran kami bisa melayani pemesanan hingga seperti itu,” kenang Elyana.


Elyana menambahkan, meski usahanya mulai berkembang dan jumlah omzetnya meningkat, ia dan suaminya hanya mempekerjakan 6 orang pegawai. ”Dua orang kurir, satu dengan motor, satu dengan mobil. Lalu satu orang operator untuk mem-follow up pemesanan, satu orang penulis kata-kata ucapan di rangkaian bunga, dan satu orang pembantu umum,” tutupnya. 
Tertarik mengikuti jejak Agung dan istrinya?

Belahan Kayu Hasilkan Miliaran Rupiah


JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa yang dapat menyangka setiap belahan kayu kelapa (atau disebut glugu) dapat memunculkan ribuan motif titik. Dialah, M Amin, yang dapat berkesempatan melihatnya dan menjadikannya sebagai motif batik. "Saya tiap hari lihat papan yang saya belah, terinspirasi dari situ, cita-cita saya (waktu lihat belahan papan itu), bagaimana bisa jadi motif fashion," ungkap M Amin, pemilik usaha Batik Glugu Abadi, kepada Kompas.com, di sela-sela pameran busana yang diselenggarakan oleh Bank BRI, Jakarta, akhir bulan Juni lalu.


Motif batik glugu miliknya memang terbilang unik. Berbeda dengan motif batik pada umumnya. Siapa menduga usaha batik yang baru sah berdiri 14 Mei 2010, telah meraih omzet sebesar Rp 1,5 miliar per Desember 2010.


Motif ini sebenarnya dia amati semenjak memulai usaha mebel dari tahun 1999. Namun, usaha yang telah digelutinya selama belasan tahun ini untuk sementara ditinggalkannya demi menjalankan usaha batiknya. "Satu gelondong kayu bisa 10 motif. Tergantung kita belahnya seperti apa," sebutnya.


Hingga kini Amin telah memiliki koleksi sekitar 3.500 motif. Oleh karena banyaknya motif tersebut, batiknya pun banyak dipesan sebagai seragam kantor dan sekolah di wilayah Boyolali hingga ke daerah Yogyakarta.


Batiknya pun kini telah memiliki hak paten, yang didapatnya tanggal 7 Februari 2010, dan hak cipta (4 Februari 2010).


Sebelum sukses menjual batik seperti sekarang, Amin yang mengaku tidak memiliki keterampilan membatik ini, melakukan uji coba selama sepuluh tahun. "Saya foto motif kayu, saya fotokopi. Kemudian, saya minta ke sejumlah tempat untuk buatin baju dengan motif yang saya bawa. Tidak ada yang bisa," ceritanya.


Akhirnya, ia pun mencoba sendiri dengan bantuan penggunaan aplikasi CorelDraw, yang digunakan untuk "memainkan" motif-motif yang diperolehnya dari belahan kayu kelapa tersebut. Setelah itu, selama enam bulan sebelum usaha batik sah berdiri, ia melakukan uji coba yaitu dengan memproduksi pakaian dengan sejumlah motif yang diciptakannya sebanyak 20 kodi. "Itu saking bahagianya. Mau lihat pantes apa tidak dipakai," jawabnya terkait alasan mengapa menggunakan begitu banyak pakaian.


Karena tidak punya bekal keahlian membatik, ia pun memakai tenaga kerja yang sudah ahli, yang saat ini berjumlah 18 orang tenaga tetap. "Sekarang ini saya masih terus belajar batik," tuturnya.


Ia mengaku, batik glugu miliknya dapat beradaptasi dengan motif batik-batik lokal. "Kan, batik itu maknanya titik. Kalau sudah ada titik, ya sudah batik namanya," sebutnya, di mana motif batik glugu cenderung berupa titik, dan garis-garis kecil, seperti halnya guratan dalam belahan kayu kelapa.
Saat ditanya mengenai modal awal membuat batik ini, Amin enggan menyebutkannya. "Saya menilai prestasi itu kan butuh perjuangan. Jadi dana yang saya punyai saat itu tersedot ke usaha ini," jawabnya terkait modal awal.


Satu hal yang pasti, ia belum pernah meminjam dana sampai ke bank. "Filosofi saya, manusia dan alam jika disatukan itu menuju kekuatan yang tidak terbatas," ungkapnya.


Batik glugu pun dipasarkan dengan harga yang cukup terjangkau. Bahan katun dihargai sekitar Rp 70.000 per dua meter. Dengan ukuran yang sama, bahan sutra dihargai sekitar Rp 300.000. "Kebahagiaan kita kalau hasil karya disenangi orang, jadi nggak usah mahal-mahal," tuturnya, yang memakai rumahnya sebagai tempat pembuatan dan penjualan.


Satu hal yang diharapkannya adalah ketika orang melihat motif batik hasil belahan kayu kelapa tersebut, maka orang dapat langsung menilai, "Itu batik glugu," tuturnya singkat.

Sampah Plastik Itu Kini Digemari Pembeli


JAKARTA, KOMPAS.com — Berawal dari melihat sampah yang berserakan setelah terjadinya gempa di Bantul, Yogyakarta, yang terjadi pada tahun 2007, Agustina Sunyi, tergerak untuk mengolah barang yang tidak berguna itu menjadi berbagai macam kerajinan yang menarik. "Saya baru mulai Juni 2009.


Belum pernah usaha sebelumnya. Pernah kerja sebagai karyawan di Gramedia," tutur Agustina, pemilik dari usaha Kreasi Limbah Plastik "Sumber Rejeki" kepada Kompas.com, dalam pameran kerajinan di Jakarta Convention Centre, Senayan, beberapa waktu yang lalu.


Ia menyebutkan, awalnya hanya sekadar iseng. Keisengannya ini pun akhirnya mampu dikembangkannya melalui sebuah proses. Agustina yang juga merupakan kader gizi posyandu di wilayahnya, bersama dengan kader yang lain, mengadakan kunjungan ke tempat pengolahan sampah (TPS) pada  2008.


Di TPS itu, ada juga pengolahan sampah yang menghasilkan berbagai produk kerajinan, di antaranya tas yang dibuat dari bekas plastik-plastik kemasan produk. "Saya beli tas (dari kemasan) Molto di tempat pengolahan sampah. Saya pun tertarik untuk buat. Sayangnya, saya enggak bisa jahit," cerita dia.


Nah, meskipun ia tidak mampu menjahit, ia pun tidak putus asa. Kemudian, ia mengajak ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya untuk, pertama, pilah-pilah sampah. Baru setahun kemudian, yaitu tahun 2009, ia mempunyai niat untuk kursus menjahit. "Nyoba-nyoba belajar nyambung dulu, seperti buat produk taplak, yang mudah," ujarnya.


Akhirnya, ia pun mengajak teman-temannya yang bisa menjahit. Ada tiga orang yang membantunya untuk menjahit. Modal atau bahan bakunya pun didapatkan dari mengumpulkan sampah dari rumah masing-masing. "Barang yang sudah dibuat, saya pakai waktu ada pertemuan di kelurahan. Ya, pamer buatan sendiri. Terus ada yang minta buatin," sebutnya sembari tertawa.


Alhasil, ia pun mendapatkan kenalan untuk menjualkan produknya. "Akhirnya punya semangat untuk nambah koleksi, seperti tempat tisu, dompet, dan lainnya," tambahnya.
Ia yang bertempat tinggal di Bantul ini, akhirnya dapat memasarkan produknya sampai Jakarta. Pesanan pun terus membanjir. Bahkan, karena usahanya yang semakin besar ini, ia diajak pengurus di kecamatannya untuk pameran di Benteng Vredeburg, di Yogyakarta pada Juni 2009.


Karena pameran tersebut, ia pun menambah lagi produksinya. Bahan bakunya pun ia tambah dengan cara membeli dari TPS. "Waktu pameran, ternyata ada penjual produk yang sama. Tapi saya lebih laris, karena variasi produknya lebih banyak dan saya kasih harga promosi," ujar ibu dari tiga anak ini.


Dari pameran itulah, mulai banyak pemesanan, bahkan konsumen yang berkunjung langsung ke rumah untuk melihat proses produksinya. "Dari situ berdatangan pembeli, termasuk  buyer dari Jerman. Ada 18 item yang dibeli. Satu item dibeli dengan jumlah dua lusin," tambah dia.


Akhirnya, ia pun menambah jumlah pekerjanya termasuk tenaga penjahit menjadi 20 orang. Tidak hanya itu, pembeli pun banyak memberikan ide untuk menambah kreasi produknya. "Bahkan, ada sampel produk saya yang sudah dikirim ke Kanada," ujar dia.


Ada juga, lanjut dia, buyer yang membeli sekitar 500 buah produk, tapi dia kurang tahu akan dijual ke negara mana. Sekalipun menambah jumlah pekerja, ibu ini pun tidak tinggal diam. "Saya harus buat juga. Saya harus bisa," imbuhnya.


Memang, ia yang enggan menyebutkan detail berapa hasil penjualannya ini hanya berujar pendapatannya pasang surut. Penghasilannya besar jika ada pameran atau pesanan partai besar.
Kini, usahanya pun berhasil menarik perhatian para mahasiswa untuk belajar mengelola sampah.
Rumah usahanya pun pernah dikunjungi oleh mahasiswa dari Universitas Tulang Bawang, Lampung.


Dengan pekerjaannya ini, ia berhasil membantu suami untuk menyekolahkan anaknya yang kini telah menginjak perguruan tinggi dan sekolah menengah atas. Bahkan, ia pun telah membuat buku panduan untuk mengolah produk buangan, dan sering diajak untuk memberikan pelatihan.

Pipin, dari Pemandu Sukses Jadi Eksportir


KOMPAS.com - Jika tidak bermodal nekat, Manampin Girsang tidak akan pergi ke Bali dan sukses menjadi eksportir mebel. Bermodal Rp 1,5 juta dan bahasa Inggris, ia dipercaya mengelola bisnis mebel antik dan akhirnya sukses membuka bisnis sendiri.


Sukses sering berawal dari sebuah pertemanan atau kemitraan. Itu juga yang dialami Manampin Girsang. Berawal dari bekerja sama dengan seorang pedagang barang antik, kini pria kelahiran Brastagi, Sumatra Utara, ini berhasil menjadi eksportir mebel antik ke Eropa, Amerika Serikat, hingga Timur Tengah.


Dengan menggunakan merek Gabe International, produk mebel Manampin sudah dikenal sebagian pengusaha hotel atau vila di luar negeri. Sejak 20 tahun silam, ia memasok mebel antik ke beberapa hotel dan vila mewah di Cayman Island, Kepulauan Fiji, Bahama, dan Mauritius. Tiap bulan, ia mengekspor setidaknya enam hingga delapan kontainer. Nilai tiap kontainer ukuran 40 kaki antara  20.000 dollar AS–25.000 dollar AS.


Saat ini, selain memiliki gerai mebel di Bali, Pipin, panggilan akrab Manampin, juga mempunyai galeri,workshop, dan pabrik di Jepara, Jawa Tengah. Maklum, beragam produk yang diekspornya, dari meja, bufet, kursi, hingga dipan, semuanya diukir, dipahat, dan dikerjakan para perajin di Jepara.
Semua produk itu rata-rata diekspor tanpa merek, terutama jika pemesannya adalah perusahaan. Berdasar informasi dalam situsnya, klien Pipin antara lain Soneva Hotel, Club Med, serta Great Bay Hotels and Casino. Selain korporat, pelanggan mebel Gabe adalah para pemilik rumah atau vila.


Pipin, kini berusia 42 tahun, tidak menyangka bakal menjadi eksportir mebel seperti sekarang. Sejak kecil, ayahnya yang bekerja di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengarahkannya untuk belajar teknik. Setelah masuk Sekolah Teknik Mesin (STM) di Brastagi, ia lantas kuliah di Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia.


Tapi, sebenarnya, anak keempat dari tujuh bersaudara ini lebih menyukai bahasa ketimbang teknik. Saat masih sekolah di STM, ia senang memandu turis yang datang ke Brastagi. Nah, lantaran orientasinya berbeda, Pipin tidak lulus di UI. Alhasil, ia memilih merantau ke Bali pada tahun 1989. “Saya kabur karena drop out,” katanya.


Saat itu, dengan bekal duit Rp 1,5 juta dan kemampuan berbicara dalam bahasa Inggris, Pipin ingin mencari kerja di Bali. Sementara masih lontang-lantung, ia lebih banyak bergaul dengan para turis dan acap memandu mereka. Lewat seorang teman dari Kanada yang dikenal saat masih di UI, ia bertemu Giovanni, pria asal Italia yang berbisnis di Bali.


Nah, oleh Giovanni, Pipin ditawari menjual bikini aspal. Artinya, merek terkenal tapi palsu. Celakanya, usaha ini tidak berjalan lama. Dia ditangkap oleh petugas keamanan lantaran tidak menjadi anggota paguyuban penjual. “Karena saya bukan anggota mereka, saya dianggap ilegal,” katanya.


Akibatnya, Pipin masuk dalam daftar hitam untuk berjualan dan beroperasi di kawasan Kuta. Giovanni menawari Pipin bisnis lain, yakni berjualan barang antik. “Orang Italia memiliki selera yang bagus untuk seni,” ujarnya. Ia melihat kebutuhan mebel di Bali sangat besar. Giovanni langsung percaya, dan memberi modal kamera dan uang agar pria yang pernah ingin menjadi tentara angkatan laut ini bisa berburu mebel antik.


Berjualan mebel antik


Nah, naluri bisnis Pipin tidak meleset. Ia berburu mebel antik ke Madura dan Jepara. Produknya dijual di Indonesia maupun diekspor ke luar negeri. Sebelum dijual, kadang ia harus memoles, mengecat, dan memperbaiki sendiri mebel antik itu. Pipin mendapat bagian 10 persen dari hasil penjualan mebel itu.


Karena hasil kerjanya bagus, akhirnya, Pipin mendapat modal Rp 30 juta dari Giovanni untuk membangun workshop di Jepara. “Jepara memiliki banyak talenta dan mebelnya bagus,” katanya. Ia juga mendapat hak untuk mencari pembeli sendiri, di luar pelanggan Giovanni. Tahun 1991, ia resmi mendirikan Gabe International. “Gabe berasal dari nama malaikat, Gabriel,” katanya.


Untuk memperluas pemasarannya, Pipin membuat website. Ia rela merogoh kocek Rp 2,5 juta untuk menyewa jasa pembuat situs. Nah, dari situsnya itu, para pembeli (buyers) berdatangan, kebanyakan dari luar negeri. “Berbisnis lewat internet juga bisnis kepercayaan. Karena itu, saya menjaga kualitas mebel yang saya kirim,” kata Pipin yang sering terjun sendiri menjual produknya.


Mulai tahun 2003, Pipin mengembangkan bisnis sendiri, lepas dari Giovanni yang sedang terbelit masalah keuangan. Saat itu, ia tidak ada persoalan dengan modal lantaran punya simpanan dalam dollar AS yang setara dengan Rp 1,7 miliar. Berbekal itu, Pipin menggenjot penjualan lewat website.
Lantaran selalu menjaga kepercayaan pemesan, pelanggan mebel antik buatan Pipin semakin banyak. Hampir semuanya memesan lewat internet.


Saat ini permintaan ekspor mebel tetap bagus. Ia bahkan menargetkan, dalam beberapa tahun ke depan, nilai ekspornya mencapai Rp 1 triliun per tahun. “Saya juga ingin punya merek sendiri,” katanya. Maklum, ia ingin mengharumkan nama produk asal Indonesia. (Dian Pitaloka Saraswat/Kontan)

Mantan Pengamen yang Jadi Pemilik Bimbel dan Restoran


KOMPAS.com - Dengan segmen menengah ke bawah, bimbel Bintang Solusi Mandiri berusaha menarik biaya belajar yang murah. meski murah, Siswadi tetap memberikan standar yang tinggi untuk kurikulum dan pelajaran yang diberikan. Karena itu, Solusi terus berkembang dan tak hanya diminati kelas bawah saja.


Tekad untuk terus maju dan berhasil membuat Siswadi tak pernah menyerah. Setelah menyerap pengalaman dan ilmu dari pekerjaannya sebagai tenaga pemasaran di sebuah bimbingan belajar, ia memutuskan untuk membuka usaha sendiri.


Dia lalu mengajak lima orang temannya membuka bisnis bimbingan belajar (bimbel) di daerah Matraman, Jakarta. Tekad Siswadi membentuk bimbel sendiri tak sekadar untuk mencari penghasilan. Siswadi juga ingin membuktikan bahwa bimbel itu hak semua murid dari semua status sosial.
Itulah sebabnya, dalam mengelola bimbel, Siswadi berusaha menjangkau murid SD dan SMP dari kalangan menengah bawah dengan menawarkan biaya murah.


Tapi perjuangan itu memang tak mudah. Siswadi mengaku kesulitan dalam mencari tempat usaha di saat awal mendirikan bimbel. Keterbatasan modal membuatnya tidak bisa menyewa tempat strategis. Siswadi pun harus puas bimbel dibuka di rumah kosong milik temannya di bilangan Matraman.


Ketika awal buka, sebanyak 98 murid SD menjadi siswa pertama bimbel Solusi. ”Alhamdulillah semuanya lulus masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan dua di antaranya berhasil ikut pertukaran pelajar ke Jerman,” kenangnya.


Dia banyak menggunakan insting dalam memilih pelajaran. Dan ternyata insting Siswadi memang jitu. Sebab banyak siswa yang mengatakan bahwa yang diajarkan di Solusi banyak yang keluar saat ujian. "Yang menurut saya soalnya sulit dan kompleks kita ajarkan ke siswa," jelasnya.


Tapi itu dulu. Setelah bisnis kian membesar, Siswadi tak mau lagi menggunakan insting untuk membantu belajar anak didiknya. Solusi kini sudah punya tenaga kurikulum yang menyusun soal dan materi pelajaran yang dia seleksi dengan ketat.


Alhasil, dengan kurikulum yang tersusun baik dan banyaknya bukti kurikulum itu sukses, membuat Solusi semakin terkenal. Jika pada awalnya Solusi mentargetkan anak didik dari kalangan menengah ke bawah, saat ini siswa yang bergabung juga banyak dari kalangan atas. "Tiga tahun lalu kami memang fokus anak kurang mampu, sekarang kami juga menjangkau kalangan kelas atas," kata Siswadi.


Walau sudah merambah segmen menengah atas, Siswadi tetap mematok tarif murah Rp 500.000 per semester. "Itu menjadi daya tarik tersendiri, sebab walaupun murah namun materi yang diajarkan berkualitas," klaim Siswadi.


Dengan tarif yang terjangkau, siswa juga akan mendapatkan modul belajar, buku pengembangan, serta tempat belajar ber-AC. Siswa juga memperoleh training atau seminar motivasi yang berlangsung di tengah atau akhir semester.


Siswadi menjamin bahwa kualitas pembelajaran di Solusi terstandar dengan baik. Dengan menerapkan konsep belajar team best learning plus setiap kelas hanya berisi 10 siswa. Modul pembelajaran yang diberikan juga ringkas dan mudah dimengerti.


Beragam strategi itu juga menggiring Siswadi jadi penerima penghargaan penyelenggara bimbel terbaik versi majalah bisnis nasional pada 2009 silam. Penghargaan itu didapatkan berkat peningkatan jumlah siswa yang mencapai 100 persen tiap semester.


Agar bisnis bimbelnya terus berkembang, Siswadi kemudian mewaralabakan Solusi. "Kami ingin mengembangkan bimbel Solusi ke seluruh Indonesia," katanya.


Saat ini bimbel Solusi telah memiliki 45 cabang dan mitra di seluruh Indonesia dengan total murid sekitar 7.000 orang. Karyawan yang bekerja di Solusi juga sudah mencapai 470 orang. Dengan jumlah cabang tersebut, omzet yang diperoleh setiap bulan bisa mencapai Rp 400 juta.


Namun demikian, sukses yang diraih Siswadi tidak menghilangkan kenangan saat dia harus berjuang menjadi pengamen di jalanan. Sebagai wujud syukur atas segala suksesnya sekarang ini, saat ini Siswadi memberikan kursus gratis bagi anak yatim piatu. "Di balik kesuksesan pasti ada hak orang lain," katanya.


Merambah bisnis kuliner


Setelah sukses membangun usaha bimbingan belajar (bimbel) Solusi Bintang Mandiri, tidak membuat Siswadi berpuas diri. Mantan pengamen jalanan di Terminal Pulo Gadung itu bahkan kian getol mencari peluang bisnis baru. Bidang usaha baru yang dilirik Siswadi adalah bisnis kuliner.
Bersama lima orang temannya, pada 2010 lalu, Siswadi membuka restoran dengan modal Rp 50 juta. Pertama kali, ia membuka restoran itu di Ciputat, Banten, tidak jauh dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.


Begitu dibuka, restoran tersebut ternyata mampu menggaet banyak pelanggan yang kebanyakan berstatus mahasiswa. Tidak hanya menjadi tempat makan saja, restoran Siswadi juga sering menjadi tempat nongkrong mahasiswa.


Karena pasarnya mahasiswa, Siswadi sengaja menyajikan menu murah seperti laiknya mengudap di warung tegal (warteg). Dengan isi kantong Rp 5.000 saja, pelanggan sudah bisa makan dengan kenyang. Namun, demi kenyamanan Siswadi menerapkan layanan kelas restoran.


Tengok saja ruang restoran yang terkesan mewah karena ber-AC dan dilengkapi dengan teve layar datar. Tak hanya itu, restoran yang diberi nama Rest Door itu dilengkapi perangkat audio yang tak henti bersenandung saat pelanggan melahap hidangan. "Konsep ini memadukan warteg dengan restoran berbintang," kata Siswadi.


Perkawinan warteg dengan restoran itu pun menjadi kunci sukses bisnis restoran Siswadi. "Warteg punya keunggulan yaitu murah, ini penting untuk diadopsi," kata Siswadi.


Tidak cukup setahun, Siswadi memutuskan menambah cabang. Kali ini, ia melirik segmen lain selain mahasiswa. "Ada peluang untuk karyawan perkantoran," kata Siswadi.


Untuk melayani urusan perut para karyawan kantoran itu, Siswadi lantas membuka cabang Rest Door di Jalan Gatot Subroto. Tak hanya itu, ia juga membuka enam gerai lagi yang tersebar di Pamulang, Pondok Gede, dan di beberapa tempat di wilayah Jabodetabek lainnya. "Total ada tujuh cabang yang saya buka dalam setahun," kata Siswadi


Dewi Fortuna memang lagi berpihak pada Siswadi. Pendapatan tujuh restoran itu sesuai dengan harapan Siswadi. Walaupun keuntungan yang ia kutip relatif kecil, Siswadi berharap perputaran uang dari banyaknya pelanggan. "Harga murah serta tempat yang nyaman akan membuat orang kembali lagi makan ke tempat kami," jelas Siswadi.


Dari setiap restoran, Siswadi bisa mendulang omzet minimal Rp 2 juta per hari. Artinya, dalam sebulan tujuh restoran itu bisa mendatangkan omzet hingga Rp 420 juta.
Setelah usaha bimbel dan restoran menemukan jalan terang, Siswadi mengaku tidak mau muluk-muluk. Tahun ini, ia hanya ingin fokus mengembangkan bisnis yang ada. "Restoran ini baru setahun, kami kembangkan dulu" kata anak ketiga dari empat bersaudara itu.


Dalam mengembangkan bisnis, Siswadi memiliki satu niat yaitu membahagiakan sang ibu. Ia bilang, perjalanan hidup yang ia alami selama ini tidak lepas dari motivasi yang diberikan oleh sang Ibu. “Sumber semangat bisnis itu paling utama adalah keluarga," kata Siswadi yang sedari kecil ditinggal pergi oleh sang Ayah.


Selain sukses bikin usaha sendiri, pria yang berusia 27 tahun itu sukses menyelesaikan kuliah. Dengan meraih gelar sarjana, ia juga bisa merealisasikan cita-cita keluarga. "Sebelumnya di keluarga saya tidak ada satu pun yang bisa melanjutkan kuliah," tutur Siswadi.
Kebahagian Siswadi juga tercukupi saat ia berhasil menemukan sang Ayah yang telah meninggalkan dia sejak ia berusia lima tahun. Siswadi mendapat informasi tentang keberadaan sang Ayah dari salah seorang tetangga di kampung halaman. "Saya langsung mencari ke lokasi untuk membuktikan kebenaran informasi itu," kata Siswadi.


Ternyata, ayah Siswadi menetap tidak jauh dari desa. Saat ditemui Siswadi, sang ayah sudah uzur. “Alhamdulillah, saya bisa menemukan beliau," kata Siswadi yang kini bercita-cita ingin membahagiakan kedua orang tuanya itu. (Selesai) (Bambang Rakhmanto/Kontan)

Thursday, August 25, 2011

Sebab-Sebab Turunnya Rizki

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

Takwa Kepada Allah 

Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, "Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”

Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)

Istighfar dan Taubat 

Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:"Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)
Al-Qurthubi mengatakan, "Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan."

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, "Beristighfarlah kepada Allah", lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Ada lagi yang mengatakan, "Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!" Maka beliau menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah". Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, "Beristighfarlah kepada Allah."
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar." Beliau lalu menjawab, "Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

Tawakkal Kepada Allah

Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya,
"Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang." (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

Silaturrahim 

Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
" Dari Abu Hurairah ra berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim." (HR Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,
"Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, " Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur." (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

Infaq fi Sabilillah 

Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)

Ibnu Katsir berkata, "Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak."

Juga firman Allah yang lain,artinya,

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, "Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu." (HR Muslim)

Menyambung Haji dengan Umrah 

Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas'ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga." (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

Berbuat Baik kepada Orang Lemah 

Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
"Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian." (HR. al-Bukhari)
Dhu'afa' (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

Serius di dalam Beribadah 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
"Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu."
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu' hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )