Saturday, October 8, 2011

Dondi: Kalau Hanya "Follower", Kurang...


Setelah sekitar 12 tahun malang melintang di dunia perbankan dan pembiayaan keuangan, Dondi Hananto meninggalkan kariernya tersebut demi membantu para pelaku usaha yang baru memulai bisnisnya.
"Dengan biasa bekerja dengan angka, dengan orang-orang yang numbers oriented, justru di sana butuh orang-orang yang berkreativitas tinggi," tutur Dondi yang ditemui Kompas.com pada acara Kompas Karier Fair, akhir pekan lalu.


Kreativitas yang terus diasah, itulah yang didapatkan CEO PT Kinara Indonesia ini selama bekerja belasan tahun di industri perbankan.


Selama di industri perbankan, khususnya bank swasta asing, ia pernah memasuki sejumlah bagian, seperti pemasaran kartu kredit dan risk management. "Itu terasa banget tantangannya. Banyak keluar segala macam kreativitas," kata Dondi mengenai tantangan bagaimana membuat kartu kredit yang tidak terkenal menjadi sesuatu yang prestisius di masyarakat.


Pendiri PT Kinara ini mengaku bekerja sebagai pegawai bank karena menjadi "satu-satunya" pilihan ketika itu. Kala itu, ia lulus kuliah dari jurusan teknologi informasi (TI) berbarengan dengan krisis moneter sehingga sulit mendapatkan pekerjaan.


Mengenai studinya di bidang TI, Dondi mengaku hanya sekadar nafsu saja. Bahkan, ia sempat menemukan kesulitan pada akhir-akhir masa perkuliahan. "Untungnya boleh mengambil subyek-subyek lain di luar TI. Jadi waktu itu saya ngambil bisnis, (juga) marketing," ungkapnya.


Ilmu yang dia peroleh sebagai sampingan tersebut, dan berbekal pengalaman selama di perbankan, dipakai Dondi untuk mendirikan PT Kinara Indonesia (KI). "Kalau Kinara ini, istilah kami business incubator," sebut Dondi mengenai jenis bisnis yang baru saja dia rintis ini secara sederhana.


KI didirikan untuk membantu pelaku usaha yang akan memulai bisnisnya dan perlu banyak bantuan untuk tumbuh. "Kami akan bantu dari semua sisi, termasuk kami invest juga di situ," tuturnya, yang akan menyasar usaha kecil menengah (UKM) terlebih dahulu baru bisnis berskala besar.


Sasaran usaha yang akan dibantu pun berlaku untuk semua jenis industri, mulai dari agribinis, ritel, hingga TI.
Detailnya, Dondi menjelaskan, setiap pelaku usaha sebenarnya telah mengerti dari sisi teknis, tetapi untuk strategi bisnis, manajemen perusahaan, pengelolaan keuangan, hingga bagaimana membuka akses pasar, mereka masih kesulitan. "Itulah yang kami bantu, dan juga permodalannya," ujarnya. Ia menjelaskan, KI juga akan masuk sebagai pemilik modal atau pemegang saham.


Diakuinya, perusahaan yang baru berdiri pada April 2011 ini belum mempunyai UKM yang dibina secara resmi. "Kami sedang diskusi dengan beberapa orang, tetapi belum ada yang deal," ujar pria yang pernah menjabat VP Credit Operations dan VP Risk and Portfolio Management di sebuah bank swasta asing ini.
Mengapa memilih meninggalkan karier di perbankan? Dondi mengaku, ia melihat perbankan tidak bisa melayani kebutuhan pelaku usaha yang baru merintis bisnisnya. Biasanya usaha yang baru dimulai belum punya jaminan. Sekalipun diberikan pinjaman, biasanya memberatkan karena pendapatannya masih fluktuatif. "Karena saya melihat dari pekerjaan saya, kemarin sering ketemu pengusaha-pengusaha seperti ini," ungkapnya.


Dondi mengharapkan, perusahaan yang di-invest tahun ini sudah ada yang menghasilkan pada tahun depan. Namun, mengenai target dana yang akan disalurkan, ia pun belum berani menyebutkan detailnya.
Untuk aktivitas selain mengelola Kinara, ia mengungkapkan sedang membantu Yayasan Sahabat Foundation di tempat kerjanya yang lama. Selanjutnya, ia juga akan berusaha lebih banyak berbicara mengenai motivasi dalam berbisnis dan juga cara berbisnis itu sendiri.


Inti dalam berbisnis, tegas Dondi, dana modal kesekian, sedangkan ide bisnis adalah yang pertama. "Kalau hanya jadi follower, kurang bisa (tumbuh)," ucapnya.


Dikatakan Dondi, ia banyak menemui para pengusaha yang akhirnya menyerah karena menghadapi kesukaran. Padahal, menurut dia, saat menghadapi kesulitan itulah justru pelaku usaha benar-benar dituntut untuk mencari jalan keluar.

No comments:

Post a Comment